Skip to main content

Colonel Sanders: Sukses di Usia 65, dari Kegagalan ke KFC yang Mendunia

 Dari Anak Petani ke Tukang Masak

Colonel Harland Sanders lahir pada 9 September 1890 di Indiana, Amerika Serikat.
Sejak kecil, hidupnya tidak mudah. Ayahnya meninggal saat Sanders masih berusia 6 tahun, membuatnya harus membantu ibunya memasak untuk keluarga.

Dari dapur sederhana itulah, lahir bakat memasaknya — sesuatu yang kelak mengubah hidupnya.

Colonel Harland Sanders
(Sumber: image ai)

Hidup yang Penuh Gagal

Sebelum dikenal dunia, Sanders menjalani berpuluh pekerjaan berbeda:
petani, sopir trem, penjual asuransi, hingga operator pom bensin.

Hampir semuanya gagal. Ia bahkan pernah dipecat berkali-kali.
Namun Sanders tak pernah berhenti mencoba.

“Saya tidak pernah gagal. Saya hanya menemukan banyak cara yang tidak berhasil,” katanya.

Awal Mula Ayam Goreng Legendaris

Pada usia 40 tahun, Sanders membuka restoran kecil di Corbin, Kentucky.
Ia memasak untuk para pengemudi yang singgah di pom bensinnya.

Masakannya sederhana, tapi rasanya istimewa.
Ayam goreng dengan 11 bumbu rahasia membuat banyak orang ketagihan.
Dari sinilah julukan “Colonel Sanders” muncul, gelar kehormatan dari Gubernur Kentucky.

Usaha Bangkrut di Usia 65

Ketika jalan utama di Corbin dialihkan, usahanya kehilangan pelanggan.
Restoran yang ia bangun dengan susah payah harus ditutup.

Di usia 65 tahun, Sanders hanya memiliki uang pensiun sekitar $105 per bulan.
Banyak orang akan menyerah. Tapi Sanders justru memutuskan memulai kembali dari nol.

Menjual Resep dari Pintu ke Pintu

Dengan semangat luar biasa, ia berkeliling ke berbagai kota membawa panci dan tepung.
Ia menawarkan resep ayam goreng khasnya ke restoran-restoran.

Penolakan datang lebih dari 1.000 kali.
Namun akhirnya, satu restoran di Utah menerima tawarannya —
dan di sanalah lahir waralaba pertama Kentucky Fried Chicken (KFC) pada tahun 1952.

KFC Mendunia

Konsep waralaba ini sukses besar.
Dalam waktu beberapa tahun, KFC menjamur di seluruh Amerika.
Citra Sanders dengan setelan putih dan dasi pita hitam menjadi ikon kuliner dunia.

Di usia 74 tahun, ia menjual bisnisnya sebesar $2 juta namun tetap menjadi wajah resmi KFC hingga wafat pada tahun 1980.

Kini, KFC hadir di lebih dari 150 negara dengan ribuan gerai.

Pelajaran dari Colonel Sanders

  1. Usia bukan batas untuk sukses.
    Ia membuktikan bahwa awal yang baru bisa terjadi kapan saja.

  2. Penolakan bukan akhir.
    1.000 kali ditolak tidak membuatnya berhenti.

  3. Percaya pada diri sendiri.
    Ia yakin pada resepnya bahkan saat orang lain menertawakan.

  4. Ketekunan mengalahkan keberuntungan.
    Ia menang bukan karena hoki, tapi karena tekad.

Penutup: Hidup Bisa Dimulai di Mana Saja

Kisah Colonel Sanders mengajarkan bahwa tak ada kata terlambat untuk bermimpi.
Kegagalan bukan penutup, tapi pintu menuju keberhasilan yang lebih besar.

Jadi, jika kamu merasa sudah terlambat —
ingatlah Colonel Sanders,
yang baru memulai perjalanan suksesnya di usia 65 tahun.


Artikel lain yang Menarik:



 Sumber:

  1. Klotter, J. C. (2007). The Kentucky Encyclopedia. University Press of Kentucky.

  2. Collins, D. R. (1990). Colonel Harland Sanders: Kentucky Fried Chicken Founder. Children’s Press.

  3. Siegel, R. (2013). Colonel Sanders and the American Dream. NPR.

  4. KFC Corporate History. (2023). Our Heritage – Kentucky Fried Chicken. https://global.kfc.com/heritage

  5. Entrepreneur Magazine. (2019). Colonel Sanders: The Man Who Started KFC at 65.

  6. BBC News. (2020). How Colonel Sanders Built a Fast-Food Empire After 1,000 Rejections.

  7. Sanders, H. (1974). Life As I Have Known It Has Been Finger Lickin’ Good.

Comments

Popular posts from this blog

Usia Bukan Penghalang: Grandma Moses, Bukti Bahwa Mimpi Tak Pernah Pensiun

 Awal Sederhana, Hidup yang Biasa-Biasa Saja Anna Mary Robertson, lahir di New York pada tahun 1860, tumbuh dalam keluarga petani sederhana. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan seni, bahkan tidak pernah bermimpi menjadi pelukis. Seperti kebanyakan perempuan di masanya, hidupnya diisi dengan bekerja di ladang, memasak, dan mengurus anak-anak. Ia menikah muda, membesarkan sepuluh anak, dan menjalani hidup tanpa gemerlap — hanya ketulusan dan kerja keras. Grandma Moses. (Sumber: Wikipedia) Namun di usia tua, tubuhnya melemah karena artritis. Ia harus berhenti menyulam, kegiatan yang dulu ia cintai. Tapi di situlah takdir berbalik arah — dari kehilangan muncul harapan baru. Ketika Kuas Mengubah Hidup Pada usia 78 tahun , Grandma Moses memutuskan untuk mencoba melukis. Awalnya hanya sebagai hiburan untuk mengisi waktu. Ia melukis kenangan masa lalu: musim panen, anak-anak bermain, salju turun di ladang. Warna-warna cerah dan gaya yang sederhana menjadi ciri khasnya. Ia tidak...