Awal Kehidupan & Masa Pendidikan
Buya Syafii Maarif lahir pada 31 Mei 1935 di Sumpur Kudus, Sumatra Barat.
Ia dibesarkan dalam keluarga sederhana, namun kaya nilai agama dan budaya Minang.
Masa kecilnya tak mudah — yatim sejak usia muda — namun itulah yang menempanya menjadi pribadi penuh kesadaran, disiplin, dan rendah hati.
Pendidikan Buya:
- 
Mu’allimin Muhammadiyah, Yogyakarta
 - 
Ohio University, Amerika Serikat
 - 
University of Chicago (S3) — di bawah bimbingan pemikir besar Fazlur Rahman
 
Di sanalah ia memperdalam pemikiran Islam yang moderat dan inklusif.
![]()  | 
| Buya-Syafii-Maarif (Sumber: foto-Wikipedia)  | 
Karier Akademik & Peran Muhammadiyah
Sekembali ke Indonesia, Buya mengajar di berbagai kampus dan menjadi intelektual publik.
Puncaknya, ia menjabat Ketua Umum PP Muhammadiyah (1998–2005), memimpin organisasi besar di masa transisi politik pasca-Reformasi.
Fokus perjuangannya:
- 
Reformasi pemikiran Islam
 - 
Pendidikan dan literasi
 - 
Integritas dalam kepemimpinan
 - 
Merawat semangat kebangsaan yang adil dan damai
 
Dalam setiap ceramah, ia selalu mengingatkan bahwa agama mesti memerdekakan, bukan membelenggu.
Tokoh Persatuan & Penjaga Moral Politik
Buya dikenal sebagai simbol Islam moderat dan kewarganegaraan Indonesia yang matang.
Ia tidak segan mengkritik kekuasaan ketika menyimpang, namun tetap santun, argumentatif, dan adil.
Julukannya datang dari publik dan tokoh bangsa:
“Guru Bangsa”
Karena suaranya menjadi kompas moral di ruang publik Indonesia.
Ia menolak ekstremisme agama maupun politik, serta memeluk keberagaman sebagai takdir bangsa.
Sikap Hidup & Spirit Kebajikan
Buya adalah teladan:
- 
Kesederhanaan
 - 
Kerendahan hati
 - 
Ketulusan berbuat baik
 - 
Keberanian moral
 
Rumahnya sederhana, gaya hidupnya bersahaja, pikirannya luas, dan hatinya penuh kasih.
Prinsipnya terkenal:
“Jangan jadikan agama sebagai palu godam untuk memukul sesama.”
Produktif di Usia Senja
Hingga usia mendekati 90 tahun, Buya tetap aktif:
- 
Menulis kolom
 - 
Memberi ceramah
 - 
Mengkritisi kebijakan publik
 - 
Menginspirasi dialog lintas agama
 
Ia mendirikan Maarif Institute, pusat kajian Islam dan kebangsaan bagi generasi muda.
Wafat & Warisan Keabadian
Buya wafat pada 27 Mei 2022.
Kepergiannya disambut duka mendalam lintas agama, suku, dan golongan.
Namun warisannya terus menyala:
- 
Islam yang teduh
 - 
Kebangsaan yang inklusif
 - 
Keberanian moral untuk kebenaran
 - 
Semangat belajar seumur hidup
 
Ia mengajarkan bahwa keimanan dan kemanusiaan tidak bisa dipisahkan.
Ringkasan Inspiratif
Buya Syafii Maarif adalah contoh kebijaksanaan lansia yang menjadi cahaya bangsa.
Dari kampung kecil hingga panggung dunia ide — ia mengajarkan:
Ilmu harus melahirkan kasih sayang, bukan kesombongan.
Agama adalah jembatan kemanusiaan, bukan tembok perpecahan.
Artikel lain yang Menarik:
Artikel Inspirasi Lansia:
Sumber:
- 
Maarif Institute Official Archives
 - 
Media Indonesia – Tribute to Buya Syafii Maarif
 - 
Kompas.com – Wawancara dan Dokumentari Buya
 - 
Buku Buya: Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan
 - 
Republika & Muhammadiyah.or.id — catatan sejarah dan pidato
 

Comments
Post a Comment